Namun pernahkan kalian memikirkan dimensi-dimensi lainnya di alam semesta?
Selama ini, kita hanya mendengar dimensi keempat, kelima, dst. dari cerita-cerita fiksi. Itulah mengapa hingga hari ini, kita lebih mempercayai fakta keberadaan ketiga dimensi. Bahkan ada beberapa kelompok yang menolak keberadaan dimensi-dimensi lainnya.
Faktanya, para ilmuwan meyakini keberadaan dimensi-dimensi lainnya. Berdasarkan salah satu teori alam semesta yang bernama Superstring Theory, alam semesta memiliki 10 dimensi. Artinya ada 7 dimensi lainnya di samping ketiga dimensi yang kita kenal. Ketujuh dimensi itu tidak bisa kita saksikan, tapi berinteraksi dengan kita.
Dari mana mereka mengetahui keberadaan ketujuh dimensi itu?
Semuanya berawal dari penelitian tiga orang profesor: Nishimura Jun, Tsuchiya Asato dan Kim Sang-Wo. Mereka berhasil merancang model alam semesta dan mekanisme kelahirannya berdasarkan teori Superstring. Menggunakan komputer super, mereka menemukan bahwa pada saat Big Bang terjadi, alam semesta memiliki 10 dimensi – 9 dimensi ruang dan sebuah dimensi waktu. Namun hanya ada 3 dimensi ruang yang berkembang: dimensi kesatu, dimensi kedua dan dimensi ketiga.
Itulah mengapa hanya ketiga dimensi itu yang kita kenal baik; ketiga dimensi yang dapat berkembang dan perkembangannya dapat kita saksikan dengan mudah. Namun kita harus menerima bukti kuat dari ilmu pengetahuan. Kita tidak bisa menolak fakta keberadaan 10 dimensi kehidupan alam semesta.
Dimensi pertama, adalah dimensi yang hanya mengenal ukuran panjang. Gambarlah sebuah garis di atas kertas dan amati garis itu. Garis itu adalah contoh dimensi kesatu. Gambarlah satu garis lagi dan hubungkan kedua garis itu sehingga menjadi sebuah kubus. Kubus itu adalah contoh dimensi kedua, dimensi yang mengenal ukuran panjang dan lebar.
Dimensi ketiga, adalah dimensi yang mengenal ukuran panjang, lebar dan tinggi. Sejauh ini dimensi ini adalah dimensi yang sempurna bagi kita dan benda-benda berwujud lainnya. Contoh paling sederhana adalah tubuh kita. Tubuh kita dapat diukur panjang, lebar dan tingginya. Tubuh kita akan mati suatu saat nanti, begitu juga tubuh-tubuh makhluk hidup lainnya. Benda-benda akan rusak seiring berjalannya waktu. Semuanya seolah-olah bergantung pada waktu. Para ilmuwan menganggap waktu sebagai dimensi keempat dengan teori General Relativity sebagai dasar anggapan mereka.
Dimensi kelima dan dimensi keenam adalah awal dari dugaan keberadaan dunia lain (possible worlds). Keduanya adalah dunia yang sedikit berbeda dengan dunia kita tapi berawal dari kondisi yang sama dengan dunia kita: sama-sama berawal dari Big Bang. Apabila kita memasuki dimensi kelima, kita bisa mengamati (measure) persamaan dan perbedaan di antara dunia kita dengan dunia-dunia lainnya. Dan apabila kita memasuki dimensi keenam, kita bisa membandingkan (compare) serta menentukan kedudukan dan keadaan (position) dunia-dunia lainnya.
Secara teori, jika kita menguasai dimensi kelima dan keenam, kita bisa menjelajahi waktu dan mengubah masa depan.
Dimensi ketujuh, kedelapan dan kesembilan memiliki dunia yang benar-benar berbeda dengan dunia kita karena berawal bukan dari kondisi yang sama dengan dunia kita. Ketiganya berawal bukan dari Big Bang. Bahkan, dimensi kesembilan memiliki hukum-hukum fisika yang berbeda dan – tidak menutup kemungkinan – tidak kita pahami.
Rentetan dimensi-dimensi kehidupan berakhir di dimensi kesepuluh. Dimensi ini adalah tempat nyaris tidak dapat dibayangkan. Segalanya adalah mungkin di sana.